MORFOLOGI
BATANG
(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)
Oleh
Fathur Rohman
E1A114008
Kelompok 2
PROGRAM STUDI BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii
PENDAHULUAN
................................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................................... 3
TINJAUAN
PUSTAKA ........................................................................................ 4
BAHAN
DAN METODE .................................................................................... 12
Bahan dan Alat............................................................................................. 12
Waktu dan Tempat....................................................................................... 12
Prosedur
Kerja.............................................................................................. 12
HASIL
DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 14
Hasil.............................................................................................................. 14
Pembahasan.................................................................................................. 17
KESIMPULAN
DAN SARAN ........................................................................... 19
Kesimpulan................................................................................................... 19
Saran............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Tabel 1. Tanaman Jagung........................................................................................... 14
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Batang pada umumnya
terdiri dari satu sumbu tegak dengan daun-daun melekat padanya. Dalam bentuk
itu tugas utamanya adalah mendukung daun sehingga berada dalam keadaan yang
sesuai untuk dapat berfotrosis dan berlaku sebagai jalur translokasi air dan
garam-garam mineral ke daun dan titik tumbuh, dan bahan organik dari tempat
pembentukannya di daun ke semua bagian dari tubuh. Di samping itu batang dapat
terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti
menimbun cadangan makanan, untuk berfotosintesis dan lain sebagainya (Hidajat,
1994).
Perkembangan batang
perkembangan dan pertumbuhan batang terjadi di ujung batang yaitu pada meristem
apikal. Di sana terjadi pembelahan-pembelahan sel secara terus-menerus sehingga
disebut sebagai titik tumbuh. Di saat-saat tertentu akan di bentuk bakal daun
yang lambat laun tumbuh menjadi panjang, mendahului pemanjangan sumbu di antra
buku-buku tempat daun melekat. Sehingga daun muda akan memanjang dan menyelubungi
batang muda serta meristem apikal di ujungnya (Hidajat, 1994).
Tumbuhan terbentuk dari kelompok-kelompok sel dengan tipe serupa dengan pola yang terorganisir secara
tertentu. Massa sel yang terorganisir dan berkesinambngan di sebut
jaringan. Suatu jaringan dapat di pandang sebagai suatu populasi sel yang
serupa, satu populasi dikelilingi oleh populasi-populasi lain; dalam hal ini
jaringan dikelilingi oleh satu atau lebih populasi jenis-jenis lainnya. Suatu
populasi mempunyai hubungan-hubungan erat dan mutlak dengan populasi yang
berdekatan. Jaringan-jaringan tersebut bergabung menjadi bagian tubuh yang
melaksanakan satu atau beberapa fungsi untuk seluruh organismenya, bagian tubuh
demikian misalnya, daun, batang, akar, dan disebut organ
(Tjitrospoepomo,
1953).
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan
yang berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi
tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan
(Tjitrospoepomo,
1953).
Batang merupakan bagian
tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan
tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Oleh karena itu untuk mempertahankan
fungsinya, batang melakukan berbagai adaptasi terhadap lingkungan dimana
tumbuhan tersebut tumbuh. Adaptasi setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung
kebutuhan dari tumbuhan tersebut. Modifikasi batang merupakan salah satu jalan
tubuh tumbuhan dalam melakukan adaptasi, artinya adaptasi dapat dilakukan
tumbuhan dengan melakukan modifikasi bagian tubuh tumbuhan, termasuk batang.
Pada umumnya batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain. Batang terdiri dari ruas-ruas yang pada tiap perbatasan
ruas inilah terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya keatas, menuju datangnya
cahaya atau matahari (tropatauheliotrop). Bagian batang tempat munculnya daun
disebut buku dan bagian diantara dua buku disebut ruas. Panjang ruas beragam
pada spesies berbeda. Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Chichorium, Thrincia dan
lain-lain, daun tersusun dalam roset basal, ruas-ruas hampir tidak memanjang
sama sekali, tetapi pada kebanyakan spermatophyta ruasnya memanjang secara
berbeda-beda. Pada setiap buku dapat ditemukan satu, dua atau lebih daun.
Susunan daun pada batang disebut filotaksis. Bila lebih dari dua daun ada pada
setiap buku, susunan tersebut dinamakan terpusar. Bila ada dua daun pada setiap
buku, susunannya disebut berhadapan, pada tipe penataan tersebut daun-daun pada
buku yang berurutan dapat membentuk sudut siku-siku sesamanya. Maka susunan itu
disebut bersilang atau daun-daun
membentuk dua barisan sejajar sepanjang batang disebut berseling atau dua
baris. Garis lurus vertical sepanjang daun disebut ortostiki. Bila ada satu
daun pada setiap buku yang tersusun spiral pada batang, fitotaksisnya disebut
selang. Pilinan sepanjang ada daunnya disebut prastiki. Batang selalu bertambah
panjang di ujungnya, mengadakan percabangan dan umumnya tidak berwarna hijau,
kecuali tumbuhan yang umurnya pendek. Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan
banyaknya jenis batang, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan
pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis batang tumbuhan tidaklah mudah,
sering kali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau
pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan
(Subowo, 1992).
Tujuan
praktikum
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengamati dan mengetahui berbagai bentuk jenis
batang dan struktur batang dari masing-masing tanaman.
TINJAUAN
PUSTAKA
Batang atau caulis merupakan bagian
tumbuhan yang menyokong tubuh tumbuhan. Pada umumnya bentuk batang adalah
bulat/silinder atau bentuk lain dan selalu aktinomorf. Batang mempunyai
ruas-ruas dan buku-buku. Batang tumbuh ke atas menuju cahaya matahari (fototrop
/ heliotrope). Selain itu batang umumnya mengalami pertumbuhan yang tak
terbatas (Subowo, 1992).
Batang yang memiliki
nama latin caulis merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang tergolong
cormophyta (tumbuhan yang tergolong dengan nyata memperlihatkan diferensiasi
dalam tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun). Batang adalah bagian
dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang
bagi tubuh tumbuhan. Pada umumnya, batang merupakan tempat bertumbuhnya organ
tubuh tumbuhan yang lain seperti tangkai, buah, daun, dan bunga (Hidajat,
1994).
Batang berperan untuk
mendukung bagian tumbuhan di atas tanah, selain itu batang juga sebagai alat
transportasi yaitu jalan pengangkutan air dan zat makanan dari akar ke daun dan
jalan pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian lain, baik ada yang di
bawah maupun di atas tanah (Fahn, 1991).
Adapun bagian-bagian pada batang
tumbuhan adalah sebagai berikut :
1.
Epidermis
Jaringan ini terdiri
dari selapis sel yang menyelubungi batang dan sering kali ditutupi oleh
kutikula. Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis dapat lebih dari satu lapis
sel (epidermis ganda dan multiple epidermis).
2.
Korteks
Korteks merupakan
daerah di antara epidermis dan silinder pembuluh paling luar. Korteks batang
sebagian besar terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas.
3.
Stele (Silinder Pusat)
Pada batang tumbuhan
dikotil, stele tersusun atas perisikel (perikambium), berkas pengangkut dan
empulur. Tipe stele yang dikenal dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar yaitu
protostele dengan sumbu xylem padat tanpa empulur, dikelilingi floem dan
sifonostele dengan xylem tidak padat, melainkan memiliki silender parenkim di
tengah.
4.
Endodermis
Endodermis merupakan batas antara
korteks dan silinder pusat (Yekti, 1994).
Berdasarkan bentuknya,
batang tumbuhan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Batang
berkayu
Tumbuhan dengan batang berkayu memiliki ciri: tinggi, keras, dan tebal.
Contohnya : Jati, akasia, dan mangga.
2.
Batang
lunak
Tumbuhan berbatang lunak mempunyai ciri batang yang terasa lunak dan
berair. Contohnya : batang bayam dan batang kaktus.
3.
Batang
merumput
Batang ini
umumnya berbentuk ramping, berwarna hijau, agak lunak, memiliki ruas dan rongga
pada batangnya. Contohnya : batang padi, batang jagung, dan batang tebu (Subowo,
1992).
Adapun
fungsi batang di antaranya adalah :
Batang pada umumnya terdiri dari sumbu
tegak dengan daun-daun melekat padanya. Dalam bentuk ini tugas utama batang
adalah sebagai berikut:
1. Mendukung
bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu : daun, bunga, dan buah.
2. Dengan
percabangan memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan
di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan
bagaian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
3. Jalan
pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan
hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
4. Menjadi
tempat penimbunan zat- zat makanan cadangan (Tjitrosoepomo, 1985).
Dilihat dari sudut
bentuk penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang
yaitu: Bulat, bersegi, ada batang yang mempunyai segi tiga dan segi empat dan batang berbentuk pipih,
adapun arah tumbuh batang bermacam-macam sebagai berikut: tegak lurus,
menggantung, berbaring, menjalar, condong ke atas, mengangguk, memanjat dan
membelit (Fahn, 1991).
Batang suatu tumbuhan
ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari
golongan tumbuhan yang berbiji tunggal. Cara percabangan ada bermacam-macam,
biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu:
1. Cara
percabangan monopodial, yauti jika batang pokok selalu tampak jelas, karena
lebih jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya)
dari pada cabang-cabangnya.
2. Percabangan
simpodial, batang sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya
mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat
pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya,
3. Percabangan
menggarpu atau dikotom, yaitu cara pencabangan, yang batang setiap kali menjadi
dua cabang yang sama besarnya (Tjitrosoepomo, 1985).
Permukaan
Batang
1.
Licin (
laevis), misalnya pada batang jagung (Zea
mays L).
2.
Berusuk (costatus), jika pada permukaan terdapat
rigi-rigi yang membujur, misalnya iler (Coleus
scutellarioides Benth).
3.
Beralur (sulcatus).
Jika membujur batang terdapat alut-alur yang jelas, misalnya pada (Cereus perivianus L).
4.
Bersayap (alatus),
biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat
pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Dioscorea
alata L) dan markisah (Passiflora
quadrangularis L).
5.
Berambut
(pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana
tabacum L).
6.
Berduri
(spinosus), misalnya pada mawar (Rosa
sp).
7.
Memperlihatkan
bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L) dan kelapa (Cocos nucifera L).
8.
Memperlihatkan
bekas-bekas daun penumpu, misalnya pada nangka (Artocarpus integra Merr), keluwih (Artocarpus communis Forst.)
9.
Memperlihatkan
banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv) (Iserep, 1993).
Arah Tumbuh Batang
Walaupun seperti telah
dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air,
tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan
sifat ini di bedakan batang yang tumbuhnya :
a. Tegak
lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya L).
b. Menggantung
(dependens pendulus), ini tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh-tumbuhan yang
tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya (Zebrine pendula Schnitzel) atau tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas
pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek (Orchidaceae).
c. Berbaring
(himifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja
sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaria Schrad).
d. Menjalar
atau merayap (repens), batang berbaring, tetapi dari buku-bukunya kelaur
akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea
batatas Poir).
e. Serong
ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring,
tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea L).
f. Mengangguk
(nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas,tetapi ujungnya lalu membengkok
kembali ke bawah, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L).
g. Memanjat
(scandens), yaitu jika batang tumbuh ke
atas dengan menggunakan penunjang, penunjang dapat berupa benda mati ataupun
tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus
untuk berpegangan pada penunjangnya ini, misalnya dengan :
-
Akar pelekat, contohnya
sirih (Piper betle L).
-
Akar pembelit, misalnya
panili (Vanilla planifolia Andr).
-
Cabang pembelit (sulur
dahan), misalnya anggur ( Vitis vinifera
L).
-
Daun pembelit atau
sulur daun, misalnya kembang sungsang (Gloriosa
superba L ).
-
Tangkai pembelit,
misalnya pada kapri ( Pisum sativum
L).
-
Duri, misalnya mawar (Rosa sp.), bugenvil (Bougainvillea spectabillis Wild).
-
Duri daun, misalnya
rotan (Calamus caesius).
-
Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb).
h.
Membelit (volubilis),
jika batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang seperti batang yang
memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan alat-alat yang khusus, melainkan
batangnya sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya di
bedakan menjadi 2 macam :
-
Membelit ke kiri (sinistrorsum volibilis), jika dilihat dari
atas arah belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam dapat pula dikatakan
demikian: jika kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu, penunjang akan
selalu di sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri , misalnya pada
kembang telang (Clitoria ternatea L).
-
Membelit ke kanan
(Dextrorsum volubillis), jika arah belitannya sama dengan arah gerakan jarum
jam, atau jika mengikti arah belitan penunjang akan selalu di sebelah kanan
kita, batang tumbuhan yang membelit ke kanan tidak banyak di temukan, contoh :
gadung (Dioscorea hispida Denns)
(Tjitrosoepomo, 1985).
Panjang Pendek Umur Batang
Dalam membicarakan
perihal pangkal batang yang menjadi alat untuk mempertahankan kehidupan
tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena kalau batangnya mati, biasanya
tumbuhannya pun mati, maka tumbuhannya sering kali dibedakan menurut panjang
atau pendeknya umurnya, yaitu dalam :
a. Tumbuhan
anual (annus), yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang dari satu
tahun sudah mati atau paling banyak dapat mencapai umur di dunia pertanian
terkenal sebagai tanaman palawija, misalnya pada tumbuhan jagung (Zea mays L), kedele (Soja max Piper), kacang tanah (Arachis hypogea L). Untuk menunjukkan
sifat ini, dalam buku-buku pelajaran dicantumkan tanda ʘ di belakang nama
tumbuhannya.
b. Tumbuhan
bienal (dua tahun) (biennis), yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, mulai tumbuh
sampai menghasilkan biji (keturunan baru) memerlukan waktu dua tahun. Sifat ini
sering ditunjukkan dengan tanda ʘʘ. Misalnya pada biet (Beta vulgaris L), digitalis (Digitalis
purpurea L)
c. Tumbuhan
menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai
bertahun-tahun belum juga mati, bahkan ada yang dapat mencapai umur sampai
ratusan tahun. Untuk golongan pohon-pohon dan semak-semak, sifat ini
ditunjukkan dengan tanda planet Saturnus (µ), sedang untuk tanda terna (herba)
yang berumur panjang, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Jupiter (X).
Terna yang berumur panjang biasanya mempunyai bagian di bawah tanah yang selalu
hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah telah mati, misalnya empon-empon (Zingiberaceae) (Tjitrosoepomo, 1985).
Percabangan Pada Batang
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang
ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang
berbiji tunggal (monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea mays). Umumnya batang memperlihatkan percabangan , entah banyak
entah sedikit.
Cara
percabangan pada batang ada 3 macam, yaitu :
-
cara percabangan monopodial .
-
cara percabangan simpodial.
-
cara percabangan menggarpu (Tjitrosoepomo, 1985).

Alat
dan bahan
Alat:
1.
Alat tulis
2.
Buku gambar
3.
Cutter
Bahan:
1. Batang
mawar (Rossa sp.)
2. Batang
nangka (Artocarpus integral Merr.)
3. Batang
mangga (Mangifera indica)
4. Batang
bayam (Amaranthus sp.)
5. Batang
sebangsa rumput teki (Cypertus rotundus)
6. Batang
bambu (Bambusa sp.)
7. Batang
sawi (Brassica juncea L.)
8. Batang
jambu biji (Psidium guajava)
Waktu
dan tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di depan Laboraturium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru, pada hari Sabtu 08 November 2014, pukul 09.00-11.00 WITA.
Prosedur
Kerja
1. Menyiapkan
alat yang di gunakan dan bahan yang akan diamati.
2. Mengamati
bagian-bagian batang tanaman.
3. Menggambarkan
hasil pengamatan dengan keterangan yang jelas dan cari klasifikasi
masing-masing tanaman dan bagian-bagian pada masing-masing biji.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Dari pengamatan yang
telah di laksanakan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel.1 hasil gambar dan keterangan
praktikum
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Batang mawar (Rossa sp.)
|
1. Termasuk batang berkayu (lignosus).
2. Bentuk batang bulat (teres).
3. Permukaan batang berduri (spinosus).
4. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5. Bentuk percabangan dikotomi atau menggarpu.
6. Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
|
2.
|
Batang nangka (Artocarpus integral Merr.)
|
1. Termasuk
batang berkayu (lignosus).
2. Bentuk batang bulat (teres).
3. Permukaan batang beralur (sulcatus).
4. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5. Bentuk percabangan dikotomi atau menggarpu.
6. Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
|
3.
|
Batang mangga (Mangifera indica)
|
1. Termasuk
batang berkayu (lignosus).
2. Bentuk batang bulat (teres).
3. Permukaan batang beralur (sulcatus).
4. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5. Bentuk percabangan dikotomi atau menggarpu.
6. Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
|
4.
|
Batang bayam (Amaranthus sp.)
|
1. Termasuk batang basah (herbacus).
2. Bentuk batang bulat (teres).
3. Permukaan batang licin (leavis).
4. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5. Bentuk percabangan monopodial.
6. Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
|
5.
|
Batang sebangsa rumput teki (Cypertus rotundus)
|
1. Termasuk batang rumput (calmus).
2. Bentuk batang bersegi (angularis).
3. Permukaan batang licin (laevis).
4. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5. Bentuk percabangan monopodial.
6. Arah tumbuh batang tegak lurus (fastigiatus).
|
6.
|
Batang bambu (Bambusa sp.)
|
1. Termasuk batang berkayu (lignosus).
2. Bentuk batang bulat (teres).
3. Permukaan batang memperlihatkan bekas-bekas dan
penumpu.
4. Arah sumbu batang tegak lurus (erectus).
5. Bentuk percabangan monopodial.
6. Arah tumbuhbatang condong ke atas (patens).
|
7.
|
Batang sawi (Brassica juncea L.)
|
1. Termasuk
batang basah (herbacus).
2. Bentuk batang pipih.
3. Permukaan batang bersayap (alatus).
4. Arah tumbuh batangnya serong keatas atau condong
(ascendes).
5. Bentuk percabangan simpodial.
6. Arah tumbuh batang terkulai.
|
8.
|
Batang jambu biji (Psidium guajava)
|
1. Termasuk
batang berkayu (lignosus).
2. Bentuk batang bulat (teres).
3. Permukaan batang beralur (sulcatus).
4. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5. Bentuk percabangan dikotomi atau menggarpu.
6. Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
|
Pembahasan:
Rumput teki adalah salah satu tumbuhan yang memiliki sifat
batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang
nyata dan sering kali berongga. Adapun morpologi batang pada rumput teki
adalah, memiliki bentuk batang yang bersegi bangun segitiga (triangularis) dan
sifat permukaan batang yang licin (laevis). Arah tumbuh batang rumput teki
adalah tegak lurus (erectus), yaitu batang tumbuh arahnya lurus ke atas.
Percabangan batang rumput teki adalah monopodial semu, yaitu jika batang pokok
selalu tampak jelas, namun pertumbuhannya kalah cepat dibanding pertumbuhan
cabang-cabangnya.
Bagian terluar dari batang bayam disusun oleh selapis sel
epidermis. Daerah korteks disusun oleh beberapa lapis jaringan kolenkima.
Kolenkima terletak di sebelah dalam epidermis. Klorenkima terdapat di sebelah
dalam kolenkima. Kristal kalsium oksalat berbentuk tetrahedral atau prisma yang
berukuran sangat kecil sehingga disebut dengan bentuk pasir terdapat di dalam
parenkima korteks. Endodermis batang bayam bersifat parenkimatis terdiri dari
satu lapis, diikuti oleh perikambium. Berkas pengangkut perifer memiliki tipe
kolateral terbuka. Dua berkas pengangkut perifer dipisahkan oleh kambium
interfasikuler. Sel-sel hasil pembelahan kambium interfasikuler kearah dalam
membentuk jaringan parenkima konjungtif. Berkas pengangkut yang terletak di
tepi tersusun dalam lingkaran yang rapi. Didaerah tengah atau medular di antara
sel-sel parenkima empulur terdapat berkas pengangkut yang juga bertipe
kolateral terbuka. Berkas pengangkut yang terletak di medular tersusun
tersebar. Adanya berkas pengangkut yang terletak di medular (di antara
parenkima empulur) merupakan salah satu bentuk anomali pada batang bayam.
Bentuk anomali juga ditunjukkan dengan adanya susunan berkas pengangkut yang tersebar karena tanaman bayam termasuk
kelompok dikotil, adapun morpologi batang tanaman bayam adalah pada batang
tanaman bayam memiliki penampang melintang yang membulat,
arah tumbuh batang tegak lurus, permukaan batang atau sifat permukaan
batang licin, dan cara percabangan
monopodial.
Morfologi batang pada
tanaman memiliki bentuk penampang melintang
bulat, arah tumbuh batang tegak
lurus, permukaan batang atau sifat permukaan batang yaitu berusuk (costatus),
sedangkan cara percabangannya monopodial. Sedangkan perbedaannya dengan batang
tanaman nangka dan batang tanaman jambu hanya pada sifat permukaan batang yaitu
beralur (sulcatus).
Batang mawar memiliki
sifat permukaan batang berduri (spinosus), ini dimilikinya karena untuk
memudahkan mawar merambat ke tanaman lain atau untuk melindunginya dari hewan
yang ingin memakannya. Meskipun beberapa jenis mawar memiliki duri yang tidak
tajam.
Bambu
memiliki sifat permukaan yang berbeda dengan yang lain, yaitu memperlihatkan
bekas-bekas daun penumpu, bentuk bambu termasuk bentuk bulat (teres).
Batang
tanaman sawi berupa batang yang pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak
kelihatan. Batang tanaman sawi termasuk batang basah (herbatus) dan memiliki
sifat permukaan yaitu bersayap (alatus).
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum
yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Batang mempunyai
macam-macam morfologi yang berbeda-beda, yaitu dari bentuk, arah dan permukaan
2.
Dari sudut bentuk
penampang melintangnya batang dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang
yaitu :
a. Bulat
(teres), misalnya batang bayam.
b. Bersegi (angularis), misalnya batang rumput teki.
c.
Berkayu, misalnya
batang mangga.
d.
Berongga, misalnya
batang kangkung.
Saran
Praktikan diharapkan dapat melaksanakan praktikum dengan
baik sesuai dengan prosedur kerja. Hal ini agar memudahkan terlaksananya praktikum,
serta pengefektifan waktu. Disamping itu juga, agar hasil pengamatan yang
diperoleh lebih tepat dan akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidajat, B. Estiti. 1994. Morfologi Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru: Bandung
Tjitrospoepomo.
1953. Morfologi
Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Fahn, A.1991.
Anatomi Tumbuhan. Universitas Gajah
Madha. Yogyakarta.
Iserep, S. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
ITB. Bandung.
Subowo, 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University.
Yogyakarta.
Yekti,
S. 1994. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.