Selasa, 15 Desember 2015

Laporan Praktikum Biologi Pertanian - MORFOLOGI BATANG (ilmu sahabat)


 
MORFOLOGI BATANG
(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Oleh
Fathur Rohman
E1A114008
Kelompok 2
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
 
 
 
 
 
 
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i                       
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1           
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
BAHAN DAN METODE .................................................................................... 12
Bahan dan Alat............................................................................................. 12
Waktu dan Tempat....................................................................................... 12
Prosedur Kerja.............................................................................................. 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 14
Hasil.............................................................................................................. 14
Pembahasan.................................................................................................. 17
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 19
Kesimpulan................................................................................................... 19
Saran............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA           
 
 
 
 
 
 
 

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tanaman Jagung........................................................................................... 14
 
 

 
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Batang pada umumnya terdiri dari satu sumbu tegak dengan daun-daun melekat padanya. Dalam bentuk itu tugas utamanya adalah mendukung daun sehingga berada dalam keadaan yang sesuai untuk dapat berfotrosis dan berlaku sebagai jalur translokasi air dan garam-garam mineral ke daun dan titik tumbuh, dan bahan organik dari tempat pembentukannya di daun ke semua bagian dari tubuh. Di samping itu batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan, untuk berfotosintesis dan lain sebagainya (Hidajat, 1994).
Perkembangan batang perkembangan dan pertumbuhan batang terjadi di ujung batang yaitu pada meristem apikal. Di sana terjadi pembelahan-pembelahan sel secara terus-menerus sehingga disebut sebagai titik tumbuh. Di saat-saat tertentu akan di bentuk bakal daun yang lambat laun tumbuh menjadi panjang, mendahului pemanjangan sumbu di antra buku-buku tempat daun melekat. Sehingga daun muda akan memanjang dan menyelubungi batang muda serta meristem apikal di ujungnya (Hidajat, 1994).
Tumbuhan terbentuk dari kelompok-kelompok sel dengan tipe serupa dengan pola yang terorganisir secara tertentu. Massa sel  yang terorganisir dan berkesinambngan di sebut jaringan. Suatu jaringan dapat di pandang sebagai suatu populasi sel yang serupa, satu populasi dikelilingi oleh populasi-populasi lain; dalam hal ini jaringan dikelilingi oleh satu atau lebih populasi jenis-jenis lainnya. Suatu populasi mempunyai hubungan-hubungan erat dan mutlak dengan populasi yang berdekatan. Jaringan-jaringan tersebut bergabung menjadi bagian tubuh yang melaksanakan satu atau beberapa fungsi untuk seluruh organismenya, bagian tubuh demikian misalnya, daun, batang, akar, dan disebut organ (Tjitrospoepomo, 1953).
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrospoepomo, 1953).
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Oleh karena itu untuk mempertahankan fungsinya, batang melakukan berbagai adaptasi terhadap lingkungan dimana tumbuhan tersebut tumbuh. Adaptasi setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung kebutuhan dari tumbuhan tersebut. Modifikasi batang merupakan salah satu jalan tubuh tumbuhan dalam melakukan adaptasi, artinya adaptasi dapat dilakukan tumbuhan dengan melakukan modifikasi bagian tubuh tumbuhan, termasuk batang. Pada umumnya batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain. Batang terdiri dari ruas-ruas yang pada tiap perbatasan ruas inilah terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya keatas, menuju datangnya cahaya atau matahari (tropatauheliotrop). Bagian batang tempat munculnya daun disebut buku dan bagian diantara dua buku disebut ruas. Panjang ruas beragam pada spesies berbeda. Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Chichorium, Thrincia dan lain-lain, daun tersusun dalam roset basal, ruas-ruas hampir tidak memanjang sama sekali, tetapi pada kebanyakan spermatophyta ruasnya memanjang secara berbeda-beda. Pada setiap buku dapat ditemukan satu, dua atau lebih daun. Susunan daun pada batang disebut filotaksis. Bila lebih dari dua daun ada pada setiap buku, susunan tersebut dinamakan terpusar. Bila ada dua daun pada setiap buku, susunannya disebut berhadapan, pada tipe penataan tersebut daun-daun pada buku yang berurutan dapat membentuk sudut siku-siku sesamanya. Maka susunan itu disebut  bersilang atau daun-daun membentuk dua barisan sejajar sepanjang batang disebut berseling atau dua baris. Garis lurus vertical sepanjang daun disebut ortostiki. Bila ada satu daun pada setiap buku yang tersusun spiral pada batang, fitotaksisnya disebut selang. Pilinan sepanjang ada daunnya disebut prastiki. Batang selalu bertambah panjang di ujungnya, mengadakan percabangan dan umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek. Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis batang, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis batang tumbuhan tidaklah mudah, sering kali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan (Subowo, 1992).
 
Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati dan mengetahui berbagai bentuk jenis batang dan struktur batang dari masing-masing tanaman.


TINJAUAN PUSTAKA
Batang atau caulis merupakan bagian tumbuhan yang menyokong tubuh tumbuhan. Pada umumnya bentuk batang adalah bulat/silinder atau bentuk lain dan selalu aktinomorf. Batang mempunyai ruas-ruas dan buku-buku. Batang tumbuh ke atas menuju cahaya matahari (fototrop / heliotrope). Selain itu batang umumnya mengalami pertumbuhan yang tak terbatas (Subowo, 1992).
Batang yang memiliki nama latin caulis merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang tergolong cormophyta (tumbuhan yang tergolong dengan nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun). Batang adalah bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Pada umumnya, batang merupakan tempat bertumbuhnya organ tubuh tumbuhan yang lain seperti tangkai, buah, daun, dan bunga (Hidajat, 1994).
Batang berperan untuk mendukung bagian tumbuhan di atas tanah, selain itu batang juga sebagai alat transportasi yaitu jalan pengangkutan air dan zat makanan dari akar ke daun dan jalan pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian lain, baik ada yang di bawah maupun di atas tanah (Fahn, 1991).
Adapun bagian-bagian pada batang tumbuhan adalah sebagai berikut :
1.            Epidermis
Jaringan ini terdiri dari selapis sel yang menyelubungi batang dan sering kali ditutupi oleh kutikula. Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis dapat lebih dari satu lapis sel (epidermis ganda dan multiple epidermis).
2.      Korteks
Korteks merupakan daerah di antara epidermis dan silinder pembuluh paling luar. Korteks batang sebagian besar terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas.
3.      Stele (Silinder Pusat)
Pada batang tumbuhan dikotil, stele tersusun atas perisikel (perikambium), berkas pengangkut dan empulur. Tipe stele yang dikenal dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar yaitu protostele dengan sumbu xylem padat tanpa empulur, dikelilingi floem dan sifonostele dengan xylem tidak padat, melainkan memiliki silender parenkim di tengah.
4.            Endodermis
Endodermis merupakan batas antara korteks dan silinder pusat (Yekti, 1994).
Berdasarkan bentuknya, batang tumbuhan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.      Batang berkayu
Tumbuhan dengan batang berkayu memiliki ciri: tinggi, keras, dan tebal. Contohnya : Jati, akasia, dan mangga.
2.      Batang lunak
Tumbuhan berbatang lunak mempunyai ciri batang yang terasa lunak dan berair. Contohnya : batang bayam dan batang kaktus.
3.      Batang merumput
Batang ini umumnya berbentuk ramping, berwarna hijau, agak lunak, memiliki ruas dan rongga pada batangnya. Contohnya : batang padi, batang jagung, dan batang tebu (Subowo, 1992).
Adapun fungsi batang di antaranya adalah :
Batang pada umumnya terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun melekat padanya. Dalam bentuk ini tugas utama batang adalah sebagai berikut:
1.      Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu : daun, bunga, dan buah.
2.      Dengan percabangan memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagaian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
3.      Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
4.      Menjadi tempat penimbunan zat- zat makanan cadangan (Tjitrosoepomo, 1985).
Dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang yaitu: Bulat, bersegi, ada batang yang mempunyai segi tiga  dan segi empat dan batang berbentuk pipih, adapun arah tumbuh batang bermacam-macam sebagai berikut: tegak lurus, menggantung, berbaring, menjalar, condong ke atas, mengangguk, memanjat dan membelit (Fahn, 1991).
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal. Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu:
1.      Cara percabangan monopodial, yauti jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari pada cabang-cabangnya.
2.      Percabangan simpodial, batang sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya,
3.      Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara pencabangan, yang batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya (Tjitrosoepomo, 1985).
Permukaan Batang
1.       Licin ( laevis), misalnya pada batang jagung (Zea mays L).
2.       Berusuk (costatus), jika pada permukaan terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth).
3.       Beralur (sulcatus). Jika membujur batang terdapat alut-alur yang jelas, misalnya pada (Cereus perivianus L).
4.       Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Dioscorea alata L) dan markisah (Passiflora quadrangularis L).
5.       Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L).
6.       Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp).
7.       Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L) dan kelapa (Cocos nucifera L).
8.       Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya pada nangka (Artocarpus integra Merr), keluwih (Artocarpus communis Forst.)
9.       Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv) (Iserep, 1993).
Arah Tumbuh Batang
Walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan sifat ini di bedakan batang yang tumbuhnya :
a.       Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya L).
b.      Menggantung (dependens pendulus), ini tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya (Zebrine pendula Schnitzel) atau tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek (Orchidaceae).
c.       Berbaring (himifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaria Schrad).
d.      Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring, tetapi dari buku-bukunya kelaur akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir).
e.       Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea L).
f.       Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas,tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L).
g.      Memanjat (scandens),  yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang, penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk berpegangan pada penunjangnya ini, misalnya  dengan :
-          Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L).
-          Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr).
-          Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur ( Vitis vinifera L).
-          Daun pembelit atau sulur daun, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L ).
-          Tangkai pembelit, misalnya pada kapri ( Pisum sativum L).
-          Duri, misalnya mawar (Rosa sp.), bugenvil (Bougainvillea spectabillis Wild).
-          Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius).
-          Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb).
h.      Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan alat-alat yang khusus, melainkan batangnya sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya di bedakan menjadi 2 macam :
-          Membelit ke kiri  (sinistrorsum volibilis), jika dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam dapat pula dikatakan demikian: jika kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu, penunjang akan selalu di sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri , misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L).
-          Membelit ke kanan (Dextrorsum volubillis), jika arah belitannya sama dengan arah gerakan jarum jam, atau jika mengikti arah belitan penunjang akan selalu di sebelah kanan kita, batang tumbuhan yang membelit ke kanan tidak banyak di temukan, contoh : gadung (Dioscorea hispida Denns) (Tjitrosoepomo, 1985).
Panjang Pendek Umur Batang
Dalam membicarakan perihal pangkal batang yang menjadi alat untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena kalau batangnya mati, biasanya tumbuhannya pun mati, maka tumbuhannya sering kali dibedakan menurut panjang atau pendeknya umurnya, yaitu dalam :
a.       Tumbuhan anual (annus), yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang dari satu tahun sudah mati atau paling banyak dapat mencapai umur di dunia pertanian terkenal sebagai tanaman palawija, misalnya pada tumbuhan jagung (Zea mays L), kedele (Soja max Piper), kacang tanah (Arachis hypogea L). Untuk menunjukkan sifat ini, dalam buku-buku pelajaran dicantumkan tanda ʘ di belakang nama tumbuhannya.
b.      Tumbuhan bienal (dua tahun) (biennis), yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, mulai tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru) memerlukan waktu dua tahun. Sifat ini sering ditunjukkan dengan tanda ʘʘ. Misalnya pada biet (Beta vulgaris L), digitalis (Digitalis purpurea L)
c.       Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga mati, bahkan ada yang dapat mencapai umur sampai ratusan tahun. Untuk golongan pohon-pohon dan semak-semak, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Saturnus (µ), sedang untuk tanda terna (herba) yang berumur panjang, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Jupiter (X). Terna yang berumur panjang biasanya mempunyai bagian di bawah tanah yang selalu hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah telah mati, misalnya empon-empon (Zingiberaceae) (Tjitrosoepomo, 1985).
Percabangan Pada Batang
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal (monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea mays). Umumnya batang memperlihatkan percabangan , entah banyak entah sedikit.
Cara percabangan pada batang ada 3 macam, yaitu :
-          cara percabangan monopodial .
-          cara percabangan simpodial.
-          cara percabangan menggarpu (Tjitrosoepomo, 1985).


BAHAN DAN METODE
Alat dan bahan
Alat:
1.      Alat tulis
2.      Buku gambar
3.      Cutter
Bahan:
1.      Batang mawar (Rossa sp.)
2.      Batang nangka (Artocarpus integral Merr.)
3.      Batang mangga (Mangifera indica)
4.      Batang bayam (Amaranthus sp.)
5.      Batang sebangsa rumput teki (Cypertus rotundus)
6.      Batang bambu (Bambusa sp.)
7.      Batang sawi (Brassica juncea L.)
8.      Batang jambu biji (Psidium guajava)
Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan di depan Laboraturium Kultur Jaringan Fakultas  Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, pada hari Sabtu 08 November 2014, pukul 09.00-11.00 WITA.
Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan alat yang di gunakan dan bahan yang akan diamati.
2.      Mengamati bagian-bagian batang tanaman.
3.      Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan yang jelas dan cari klasifikasi masing-masing tanaman dan bagian-bagian pada masing-masing biji.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari pengamatan yang telah di laksanakan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel.1 hasil gambar dan keterangan praktikum
No
Gambar
Keterangan
1.
Batang mawar (Rossa sp.)
1.      Termasuk batang berkayu (lignosus).
2.      Bentuk batang bulat (teres).
3.      Permukaan batang berduri (spinosus).
4.      Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5.      Bentuk percabangan dikotomi atau menggarpu.
6.      Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
2.
Batang nangka (Artocarpus integral Merr.)
1.      Termasuk batang berkayu (lignosus).
2.      Bentuk batang bulat (teres).
3.      Permukaan batang beralur (sulcatus).
4.      Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5.      Bentuk percabangan dikotomi atau menggarpu.
6.      Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
3.
Batang mangga (Mangifera indica)
1.      Termasuk batang berkayu (lignosus).
2.      Bentuk batang bulat (teres).
3.      Permukaan batang beralur (sulcatus).
4.      Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5.      Bentuk percabangan dikotomi atau menggarpu.
6.      Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
4.
Batang bayam (Amaranthus sp.)
1.      Termasuk batang basah (herbacus).
2.      Bentuk batang bulat (teres).
3.      Permukaan batang licin (leavis).
4.      Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5.      Bentuk percabangan monopodial.
6.      Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
5.
Batang sebangsa rumput teki (Cypertus rotundus)
1.      Termasuk batang rumput (calmus).
2.      Bentuk batang bersegi (angularis).
3.      Permukaan batang licin (laevis).
4.      Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5.      Bentuk percabangan monopodial.
6.      Arah tumbuh batang tegak lurus (fastigiatus).
6.
Batang bambu (Bambusa sp.)
1.      Termasuk batang berkayu (lignosus).
2.      Bentuk batang bulat (teres).
3.      Permukaan batang memperlihatkan bekas-bekas dan penumpu.
4.      Arah sumbu batang tegak lurus (erectus).
5.      Bentuk percabangan monopodial.
6.      Arah tumbuhbatang condong ke atas (patens).
7.
Batang sawi (Brassica juncea L.)
1.      Termasuk batang basah (herbacus).
2.      Bentuk batang pipih.
3.      Permukaan batang bersayap (alatus).
4.      Arah tumbuh batangnya serong keatas atau condong (ascendes).
5.      Bentuk percabangan simpodial.
6.      Arah tumbuh batang terkulai.
8.
Batang jambu biji (Psidium guajava)
1.      Termasuk batang berkayu (lignosus).
2.      Bentuk batang bulat (teres).
3.      Permukaan batang beralur (sulcatus).
4.      Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).
5.      Bentuk percabangan dikotomi atau menggarpu.
6.      Arah tumbuh batang condong ke atas (patens).
Pembahasan:
Rumput teki adalah salah satu tumbuhan yang memiliki sifat batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga. Adapun morpologi batang pada rumput teki adalah, memiliki bentuk batang yang bersegi bangun segitiga (triangularis) dan sifat permukaan batang yang licin (laevis). Arah tumbuh batang rumput teki adalah tegak lurus (erectus), yaitu batang tumbuh arahnya lurus ke atas. Percabangan batang rumput teki adalah monopodial semu, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, namun pertumbuhannya kalah cepat dibanding pertumbuhan cabang-cabangnya.
Bagian terluar dari batang bayam disusun oleh selapis sel epidermis. Daerah korteks disusun oleh beberapa lapis jaringan kolenkima. Kolenkima terletak di sebelah dalam epidermis. Klorenkima terdapat di sebelah dalam kolenkima. Kristal kalsium oksalat berbentuk tetrahedral atau prisma yang berukuran sangat kecil sehingga disebut dengan bentuk pasir terdapat di dalam parenkima korteks. Endodermis batang bayam bersifat parenkimatis terdiri dari satu lapis, diikuti oleh perikambium. Berkas pengangkut perifer memiliki tipe kolateral terbuka. Dua berkas pengangkut perifer dipisahkan oleh kambium interfasikuler. Sel-sel hasil pembelahan kambium interfasikuler kearah dalam membentuk jaringan parenkima konjungtif. Berkas pengangkut yang terletak di tepi tersusun dalam lingkaran yang rapi. Didaerah tengah atau medular di antara sel-sel parenkima empulur terdapat berkas pengangkut yang juga bertipe kolateral terbuka. Berkas pengangkut yang terletak di medular tersusun tersebar. Adanya berkas pengangkut yang terletak di medular (di antara parenkima empulur) merupakan salah satu bentuk anomali pada batang bayam. Bentuk anomali juga ditunjukkan dengan adanya susunan berkas pengangkut yang  tersebar karena tanaman bayam termasuk kelompok dikotil, adapun morpologi batang tanaman bayam adalah pada batang tanaman  bayam  memiliki penampang melintang yang membulat, arah tumbuh batang tegak lurus, permukaan batang atau sifat permukaan batang  licin, dan cara percabangan monopodial.
Morfologi batang pada tanaman memiliki bentuk penampang melintang  bulat, arah tumbuh batang  tegak lurus, permukaan batang atau sifat permukaan batang yaitu berusuk (costatus), sedangkan cara percabangannya monopodial. Sedangkan perbedaannya dengan batang tanaman nangka dan batang tanaman jambu hanya pada sifat permukaan batang yaitu beralur (sulcatus).
Batang mawar memiliki sifat permukaan batang berduri (spinosus), ini dimilikinya karena untuk memudahkan mawar merambat ke tanaman lain atau untuk melindunginya dari hewan yang ingin memakannya. Meskipun beberapa jenis mawar memiliki duri yang tidak tajam.
            Bambu memiliki sifat permukaan yang berbeda dengan yang lain, yaitu memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, bentuk bambu termasuk bentuk bulat (teres).
            Batang tanaman sawi berupa batang yang pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang tanaman sawi termasuk batang basah (herbatus) dan memiliki sifat permukaan yaitu bersayap (alatus).


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Batang mempunyai macam-macam morfologi yang berbeda-beda, yaitu dari bentuk, arah dan permukaan
2.      Dari sudut bentuk penampang melintangnya batang dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang yaitu :
a. Bulat (teres), misalnya batang bayam.
b. Bersegi (angularis), misalnya batang rumput teki.
c.    Berkayu, misalnya batang mangga.
d.   Berongga, misalnya batang kangkung.
 
Saran
            Praktikan diharapkan dapat melaksanakan praktikum dengan baik sesuai dengan prosedur kerja. Hal ini agar memudahkan terlaksananya praktikum, serta pengefektifan waktu. Disamping itu juga, agar hasil pengamatan yang diperoleh lebih tepat dan akurat.


DAFTAR PUSTAKA

 Hidajat, B. Estiti. 1994. Morfologi Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru: Bandung

Tjitrospoepomo. 1953. Morfologi Tumbuhan.  Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Fahn, A.1991. Anatomi Tumbuhan. Universitas Gajah Madha. Yogyakarta.

Iserep, S. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. ITB. Bandung.

Subowo, 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University.

Yogyakarta.

Yekti, S. 1994. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.

 

1 komentar: